2017 sudah berlalu, menghadiahkan banyak karya sinema dunia kepada kita. Kali ini, saya bersyukur karena bisa merasakan momen menyentuh hati lebih sering dari biasanya. Karya sinema terbaik setahun lalu lebih sering membicarakan hal-hal humanis dan menuturkannya dengan efektif ke hati para penikmat. Bagi saya, ini merupakan kabar baik karena kita memang membutuhkan hal-hal baik yang dapat memberikan warna yang hangat dan membuat kita menjadi orang baik.
Sebagai perayaan atas hal tersebut, juga karya sinema itu sendiri, seperti biasa saya menuliskan catatan tentang film-film terbaik dunia setahun lalu. Untuk membuat catatan tahunan ini menjadi lebih rapi, saya akhirnya menentukan bahwa film-film yang akan masuk ke dalam daftar adalah yang rilis di bioskop kita atau tidak rilis di bioskop kita, tetapi telah rilis DVD, blu-ray, atau digital HDnya secara resmi di tahun tersebut. Kali ini, rentang waktunya akan dimulai sejak 11 Januari, setelah perilisan La La Land yang sudah masuk ke dalam catatan sebelumnya. Maka, film-film seperti The Disaster Artist, Call Me by Your Name, Florida Project, I, Tonya, The Post, Three Billboards Outside Ebbing, Missouri, dan Lady Bird belum akan masuk dalam catatan kali ini. Akhirnya, ini dia dua puluh film terbaik dunia sepanjang tahun 2017 ala Kinerasya.
-
Wind River
Menonton Wind River merupakan perjalanan yang pedih. Luka dari kehilangan dan kematian yang dipaksakan memanglah dalam dan akan lama tertinggal. Isu perempuan yang ada di dalamnya menjadi semakin tebal dan efektif dengan menuturkannya juga melalui seorang perempuan berdasarkan naskah yang ditulis sangat cerdas oleh Taylor Sheridan.
-
War for the Planet of the Apes
Kisah yang humanis tentang sebuah peradaban. Puisi yang getir sekaligus romantis tentang kemanusiaan itu sendiri. Menutup trilogi reboot Planet of the Apes dengan sentuhan sangat kuat. Lengkap dengan berbagai tribut untuk versi pendahulunya.
-
Silence
Membicarakan seluruh hal mendasar dari manusia. Harapan, keyakinan, cinta, yang di antaranya terdapat keragu-raguan. Hening. Dalam. Silence adalah kecamuk batin di titik nadir yang dipresentasikan dengan efektif oleh Scorsese. Tutur religi yang terasa penting dan universal.
-
Wonder
Film penting tentang menjadi baik dengan sentuhan emosi mematikan sepanjang perjalanan. Menontonnya akan membuat siapa saja ingin menjadi manusia yang lebih baik setelahnya. Membuat hati hangat dan mata berkaca-kaca. “If you have a choice between being right and being kind, choose kind.” 🙂
-
Coco
Coco punya semua emosi yang menjadikan kita manusia. Sebuah karya Pixar tentang keluarga yang diisi dengan hati yang hangat, animasi terbaik, dan musik menyentuh. Sepulang menonton, rasa sayang pada keluarga akan semakin dalam. Pengalaman emosional yang akan membekas dalam waktu yang sangat lama.
-
Hidden Figures
Hidden Figures adalah perpaduan sebuah roket yang terbang tinggi dan matematika yang belum terpecahkan. Mendebarkan, meskipun diisi oleh perhitungan rumit yang memusingkan. Semakin hebat lagi karena menyampaikan banyak pernyataan tegas tepat sasaran, tanpa harus terasa obsesif dan ambisius.
-
Dunkirk
Bukan karya terbaik Nolan, tapi jelas masih punya kualitas yang sangat tinggi dengan cara yang berbeda. Memainkan tiga rentang waktu yang berbeda dan menuturkannya sebagai rangkai cerita yang harus disusun oleh para penontonnya. Menyampaikan medan perang yang sedikit sepi, tetapi punya intensitas yang membuat terpaku. Dan seperti biasa, Nolan selalu menyudahi karyanya dengan sebuah penutup yang dalam.
-
Paddington 2
Salah satu film keluarga terbaik yang kita bisa nikmati tahun lalu. Paddington selalu punya caranya sendiri untuk menyentuh dan mengajarkan banyak hal kepada setiap keluarga yang menontonnya, termasuk dengan cerita ringan yang sederhana dan terasa seru dinikmati bersama-sama. Sama seperti Wonder, rasanya butuh film seperti ini dalam katalog film kita setelah ini.
-
Marrowbone
J.A. Bayona dan teman-temannya mungkin punya penghangat di dalam hati sampai-sampai film-filmnya yang bernuansa gelap justru bisa terasa sangat hangat dan menyentuh. Sergio G. Sanchez, misalnya. Meski ini film panjang pertamanya, Marrowbone berhasil menghadirkan kehangatan dalam ruang cerita dan interaksi keluarga Marrowbone, sekaligus mempertahankan teka-teki dan tensi dengan teratur hingga akhir.
-
Lion
Lion punya rasa yang mirip dengan Room dua tahun yang lalu. Dan mengalaminya akan menjadi perjalanan yang baik bagi hati. Lion juga merupakan rekaman yang penting dari banyak aspek sosial di India. Kita melihatnya dari pilihan-pilihan yang diambil Saroo kecil dan sebab-sebab perjalanannya. Sebuah pencarian panjang yang bermakna.
-
Baby Driver
Salah satu contoh terbaik penggunaan musik dalam film dari seorang Edgar Wright. Semua elemen di dalamnya menyatu dalam “mix tape” yang asik dan menyenangkan. Bahkan, lapisan emosi yang biasanya tidak terlalu diperhatikan dalam genrenya. Kisah cintanya akan membuat kita jatuh cinta. Aksi-aksinya akan membuat kita melupakan popcorn dan teh dingin di samping kita.
-
Blade Runner 2049
Penantian tiga puluh lima tahun yang disudahi dengan sinematografi memukau, atmosfer yang tebal, tata artistik dan gaya yang elegan, serta romantisme sekaligus penghormatan yang cukup selama 164 menit. Bisa jadi sangat melelahkan bagi sebagian, tetapi jelas sebuah pengalaman sinema yang berbeda dan mengesankan.
-
Battleship Island
Battleship Island seperti The Raid Berandal dengan emosi yang lebih dalam. Kaos, tragis, dan menyentuh. Satu dari sekian masa lalu yang mulai banyak dibicarakan oleh pekarya sinema Korea dengan serius. Dan sekali lagi, mengatakan dengan jelas sebuah pesan, bahwa “perang memang selalu menyisakan kehilangan”.
-
Star Wars: The Last Jedi
Kisah lanjutan yang pertarungan, visual, emosi, cerita, dan semua aspek lainnya ditingkatkan ke level yang lebih tinggi. Tidak salah memang Disney memilih Rian Johnson. Yang paling penting, The Last Jedi masih diisi dengan hal-hal khas Star Wars yang membuatnya tetap punya ikatan kuat dan momen nostalgia yang romantis. Karya paling epic di pengujung 2017.
-
The Greatest Showman
Sebuah pertunjukan yang sangat spektakuler dan “perayaan kemanusiaan” yang hangat. Perbincangan penting tentang passion yang begitu kuat, serta perbedaan dan keunikan yang tidak seharusnya menjadi alasan untuk “meminggirkan”. Senang juga rasanya bisa melihat Hugh Jackman terlihat bahagia saat bernyanyi dan menari.
-
The Glass Castle
Mengingatkan saya kepada Captain Fantastic setahun lalu. Berbicara tentang anak-anak yang dididik oleh seorang ayah dengan cara yang sangat berbeda. Menontonnya memberikan kita pandangan yang lain dan lebih luas tentang pendidikan keluarga dan ikatan yang kuat, sekaligus rapuh yang bisa terjalin di dalamnya..
-
Get Out
Keseluruhan Get Out adalah ketidaknyamanan. Akward dan meresahkan dalam konteks yang brilian. Kritik yang sukses membuat bergidik. Sebuah teror tentang jiwa yang sakit dan keinginan tergelap manusia dari Jordan Peele dalam pengarahan pertamanya. Disempurnakan dengan penampilan yang tidak mengenakkan dari para pemerannya.
-
Fences
Permulaannya bisa jadi membuat tidak betah karena diisi oleh obrolan panjang tak henti-henti. Namun, pelan-pelan jalinan dramanya akan masuk dan mengajak kita menemui masing-masing karakter di dalamnya, mendengarkan masa lalu dan trauma mereka, lalu belajar dan berproses bersamanya.
-
A Taxi Driver
Menuturkan salah satu unjuk rasa paling penting dalam sejarah Korea, bukan dari sudut pandang para pelakunya, melainkan dari seorang pengemudi taksi yang pada awalnya cenderung tidak peduli dan menganggap demonstrasi hanya menghasilkan kerugian. Sebuah kisah tentang kemanusiaan dan kebebasan paling sejati yang diperjuangkannya.
-
Tomorrow I Will Date With Yesterday’s You
Asia memang selalu punya cara terbaik dalam memasuki ruang emosi melalui karya sinema. Menyimak kisah cinta dalam Tomorrow I Will Date With Yesterday’s You akan menyisakan rasa manis dan pahit yang sama kuatnya. Sebuah kisah cinta yang berbeda. Menerka yang terjadi di dalamnya saja akan membuat hati terasa pedih.
Baca juga: Film Terbaik Dunia 2016 & Film Terbaik Indonesia 2017
Wah jadi penasaran Baby Driver, A taxi driver dan Tomorrow I Will Date With Yesterday’s You 😀
Wah, harus disegerakan nonton, Han. Jangan lupa siapkan perlindungan hati sebelum nonton Tomorrow I Will Date with Yesterday’s You. Huehe.
Aku suka banget sih cocco, dapet banget. ada unsur budayanya, dan menyentuh banget, aku udah nonton berkali-kali, dan nggak berkurang sedikitpun dan nggak bosen, selalu sedih dan ngena…
Betul. Setiap nonton pasti nangis berkali-kali. XD